Tether, penerbit stablecoin USDT, tengah berekspansi dalam membangun aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan mengembangkan perangkat pengembangan perangkat lunak (SDK) sumber terbuka. Terjun ke dalam AI ini menandai diversifikasi signifikan bagi Tether, yang secara tradisional dikaitkan dengan mata uang kripto dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Artikel ini mengupas alasan di balik arah baru ini, dan implikasinya bagi industri AI dan mata uang kripto.
Mengapa Tether terjun ke AI?
Masuknya Tether ke bidang AI mungkin tampak tidak terduga, tetapi itu adalah bagian dari logika diversifikasi dan pencarian peluang pertumbuhan baru. Perusahaan berupaya memanfaatkan sumber daya keuangannya yang besar dan keahlian teknologi untuk mengeksplorasi sektor-sektor yang menjanjikan di luar mata uang kripto. AI, dengan potensi transformatifnya di banyak bidang, tampaknya menjadi pilihan strategis bagi Tether. Selain itu, perusahaan mungkin ingin mengurangi ketergantungannya pada stablecoin dan mendiversifikasi aliran pendapatannya dalam menghadapi meningkatnya tekanan regulasi.
Dengan mengembangkan aplikasi AI dan SDK sumber terbuka, Tether juga berharap dapat menarik komunitas pengembang dan pengguna baru. Keterbukaan platform akan mendorong inovasi dan memungkinkan pihak lain membangun solusi berdasarkan AI Tether. Hal ini berpotensi menciptakan ekosistem yang berkembang di sekitar perusahaan dan memperkuat posisinya di sektor teknologi secara keseluruhan.
Implikasi bagi Tether dan industri
Langkah ini dapat mendefinisikan ulang persepsi Tether. Perusahaan ini tidak lagi hanya penerbit stablecoin, tetapi juga pemain potensial di bidang AI. Penempatan ulang ini dapat meningkatkan citranya dan memperkuat kepercayaan investor, khususnya mereka yang skeptis terhadap keberlanjutan model ekonomi yang berpusat pada stablecoin.
Bagi industri mata uang kripto, keterlibatan Tether dalam AI dapat menandakan tren yang lebih luas menuju konvergensi teknologi blockchain dan kecerdasan buatan. Kedua bidang ini memiliki banyak hal untuk ditawarkan satu sama lain, dan kolaborasi ini dapat menghasilkan inovasi yang mengganggu di berbagai sektor seperti keuangan, perawatan kesehatan, dan logistik. Misalnya, AI dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan dan transparansi transaksi blockchain, sementara blockchain dapat menyediakan infrastruktur yang terdesentralisasi dan aman untuk aplikasi AI.