Saham SoftBank Group Corporation melampaui level penutupan tertinggi sepanjang masa, menandai pencapaian signifikan bagi Masayoshi Son setelah tiga tahun yang sulit. Saham perusahaan teknologi Jepang ini didukung oleh lonjakan investasi global dalam bidang kecerdasan buatan dan semikonduktor.
Para investor semakin berfokus pada perusahaan teknologi Jepang ini karena divisi telekomunikasinya secara aktif terlibat dalam mendanai proyek-proyek AI yang inovatif. Ini termasuk kolaborasi dengan Microsoft Corporation dan perusahaan rintisan Perplexity AI Inc. Selain itu, SoftBank telah mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk membangun pusat data yang dilengkapi dengan akselerator Nvidia Corporation. Selain itu, anak perusahaan semikonduktornya, Arm Holdings Plc, bekerja untuk mempromosikan arsitekturnya sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi energi perangkat yang didukung oleh AI.
AI, sebuah tantangan strategis bagi SoftBank
SoftBank melihat AI sebagai isu strategis yang krusial untuk masa depannya. Grup ini baru-baru ini menginvestasikan antara 10 hingga 20 juta dolar pada startup Perplexity AI, dengan nilai perusahaan mencapai 3 miliar dolar. Investasi ini merupakan bagian dari putaran pendanaan yang lebih besar senilai 250 juta dolar yang melipatgandakan valuasi Perplexity, menjadikannya salah satu perusahaan paling berharga di sektor ini.
Kesepakatan ini menggarisbawahi sejauh mana SoftBank siap untuk mempercepat laju investasinya di bidang AI. Minggu lalu, sang miliarder pendiri SoftBank menetapkan visi ambisius untuk masa depan AI, termasuk komitmen untuk mencapai apa yang disebutnya sebagai "kecerdasan buatan". Son berbicara tentang menciptakan AI yang ribuan kali lebih pintar daripada manusia, membuat klaim terbesarnya sejak SoftBank menarik diri dari pasar setelah serangkaian investasi yang gagal di perusahaan rintisan.
Kemitraan strategis SoftBank
SoftBank juga telah membentuk kemitraan strategis untuk memajukan ambisinya di bidang AI. Pada bulan April, grup ini mengumumkan peluncuran proyek pengembangan bersama dengan Microsoft Jepang untuk mengoptimalkan pusat panggilan dengan AI generatif. Proyek ini, yang akan dimulai secara bertahap mulai Juli 2024, diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu pelanggan dan menstandarisasi respons, sehingga berkontribusi pada kenyamanan pelanggan yang lebih baik.
